Ihsan Magazine - Polisi memastikan salah satu tersangka pelaku teror bom buku dan upaya peledakan pipa gas di Serpong berinisial P dan berprofesi sebagai sutradara film. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyad Mbai kepada Radio Elshinta, Jumat (22/4/2011) mengatakan kepanjangan nama Mr P adalah Peppi.
Berdasarkan penelurusan, di kalangan sineas Indonesia, ada seorang sutradara muda bernama Peppi. Namun dia bukanlah sutradara besar dan terkenal, karena belum ada film laris yang disutradarainya.
Pemimpin para terduga pelaku serangkaian teror bom, Mr P, akan membuat film dokumenter tentang peledakan bom di depan Gereja Chris Cathedral Serpong, Tangerang. Rencananya bom tersebut akan diledakkan pada perayaan Jumat Agung pada Jumat (22/4) pukul 09.00 WIB.
“Jika bom meledak, mereka akan rekam lalu membuatkan film dan menyiarkannya,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jumat (22/4).
Anton menambahkan, P merupakan pemimpin dari para terduga teroris yang ditangkap di tujuh lokasi yang berbeda pada Kamis (21/4) lalu. P diduga pernah menjadi sutradara dalam film dokumenter yang berjudul ‘Tsunami Aceh’.
Kemudian P juga pernah membuat film dokumenter tentang aktivitas kelompoknya yang akan melakukan aktivitas teror, salah satunya dengan meledakkan bom. Jika bom tersebut meledak, mereka akan merekamnya seperti layaknya membuat film dan dipublikasikan.
Masih menurut Mabes Polri, Mr P ditangkap di Aceh. Hal ini sesuai dengan informasi yang menyatakan bahwa sutradara muda bernama Peppi juga memiliki kampung halaman di Nagroe Aceh Darussalam.
Informasi lain yang sesuai adalah, menurut Ansyad Mbai, Mr P pernah berprofesi sebagai wartawan. Berdasarkan penelusuran, Peppi adalah mantan kameramen salah satu media massa.
Pengamat politik AS Hikam dalam blog pribadinya menyebutkan bahwa Mr P yang dimaksud Polri adalah sutradara muda bernama Peppi. Namun Hikam menuliskan dengan ejaan berbeda yaitu Pepi.
“Ternyata otak pembuat bom Serpong berinisial P itu konon adalah Pepi, sutradara yang membuat film tentang Tsunami Aceh. Pergerakan teroris ini sangat mobil dan unpredictable, dengan kemampuan teknologi yang tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat mesti awas dan tidak meremehkan segala kemungkinan. Ancaman kekerasan menggunakan agama adalah bahaya serius di negeri ini!”.
No comments:
Post a Comment