Di negara-negara Eropa daratan (excluding British), biasanya tidak mengenal program bachelor (S1), karena bachelor adalah pola pendidikan Anglo-Saxon. Yang bisa dibilang dekat dengan S1 hanyalah program-program politeknik. Oleh karena itu, lulusan S1 Indonesia yang ingin melanjutkan ke Jerman harus di upgrade agar sama dengan lulusan Uni Eropa daratan. Umumnya universitas-universitas di Jerman sama sekali tidak memungut biaya,tetapi kita harus memiliki sumber pendanaan untuk biaya hidup.
University of Leipzig-Leipzig
DAAD (www.daad.de) adalah lembaga Jerman yang menyediakan informasi pendidikan dan beasiswa ke Jerman. Mereka memiliki program beasiswa setiap tahun. Skim beasiswa yang disediakan DAAD mencakup S2, S3, sandwhich program, riset 3-6 bulan, dan juga postdoctoral research. Ada pula beasiswa dari industri seperti Siemens yang besarnya 1200 DM.
Calon mahasiswa yang ingin belajar di Jerman untuk jenjang S1 harus memiliki Zertifikat Deutsch (ZD). Ini bisa diperoleh melalui kursus bahasa Jerman kurang lebih selama 6 bulan intensif untuk mendapatkan materi Grundstufe-1, Grundstufe-2 dan Grundstufe-3. Anda disarankan untuk mengambil kursus bahasa Jerman di Goethe Institute. Namun beberapa universitas di Jerman meminta persyaratan yang lebih tinggi, yaitu Mittelstufe-1 atau dalam kursus bahasa Inggris disebut Intermediate Level. Sedangkan untuk S2 dan S3 selain kemampuan bahasa Jerman dengan lulus ujian Deutsche Sprachprufung fur den Hochschulzugang (SDH), mereka juga mensyaratkan skor bahasa Inggris melalui TOEFL sebesar 500/550 (paper-based) dan skor IELTS sebesar 5.5/6.0. Di samping itu yang tak kalah pentingnya adalah Anda harus memiliki Surat Jaminan Keuangan dari sebuah bank di Indonesia sebesar Rp 65 juta.
Humboldt University-Berlin
Pemerintah Jerman menerapkan peraturan bagi pelajar asing (auslander) untuk wajib mengikuti pendidikan pra-universitas selama 1 tahun yang disebut dengan Studiencollege (studcol). Untuk bisa masuk studiencollege, calon mahasiswa harus lulus ujian masuk yang diselenggarakan (Aufnahme Prufung). Berbeda dengan AS dan Kanada, di Jerman Anda tidak memiliki kewajiban jadi teaching assistant (asisten dosen) atau research assistant (asisten profesor). Namun untuk belajar di sana Anda akan diminta statement of purpose (tujuan belajar) dan research plan (rencana penelitian).
No comments:
Post a Comment